Sabtu, 15 November 2014
Randai dari Ranah Minang
Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi satu.
Cerita randai biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah masyarakat. Fungsi Randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan hiburan yang didalamnya juga disampaikan pesan dan nasihat. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di antaranya, yang disebut dengan janang
Randai dalam sejarah Minangkabau memiliki sejarah yang lumayan panjang. Konon kabarnya ia sempat dimainkan oleh masyarakat Pariangan, Tanah Datar ketika mesyarakat tersebut berhasil menangkap rusa yang keluar dari laut. Randai dalam masyarakat Minangkabau adalah suatu kesenian yang dimainkan oleh beberapa orang dalam artian berkelompok atau beregu, dimana dalam Randai ini ada cerita yang dibawakan, seperti cerita Cindua Mato, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat lainnya. Randai ini bertujuan untuk menghibur masyarakat yang biasanya diadakan pada saat pesta rakyat atau pada hari raya Idul Fitri.
Pada awalnya Randai adalah media untuk menyampaikan kaba atau cerita rakyat melalui gurindam atau syair yang didendangkan dan galombang (tari) yang bersumber dari gerakan-gerakan silat Minangkabau. Namun dalam perkembangannya, Randai mengadopsi gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara-sandiwara, seperti kelompok Dardanela.
Randai ini dimainkan oleh pemeran utama yang akan bertugas menyampaikan cerita, pemeran utama ini bisa berjumlah satu orang, dua orang, tiga orang atau lebih tergantung dari cerita yang dibawakan, dan dalam membawakan atau memerankannya pemeran utama dilingkari oleh anggota-anggota lain yang bertujuan untuk menyemarakkan berlansungnya acara tersebut.
Salah satu alat musik pengiring randai
TALEMPONG
TALEMPONG adalah alat musik perkusi yang terbuat dari logam, perunggu, atau besi, berbentuk bundar, terdapat di daerah Kuantan dan Riau.Talempong ini berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjolberdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda-beda. Bunyi dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.
Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa. Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai dengantangga pranada DO dan diakhiri dengan SI.
Talempong diiringi oleh akord yang cara memainkanya serupa dengan memainkan piano.
Fungsi talempong adalah :
1. mengiringi sebuah tarian sakral.
2. pada zaman dahulu dibunyikan ketika akan menyampaikan sebuah pesan pentingdari wali nagari oleh orang suruhannya kepada masyarakat.
3. dimainkan ketika me ngiringi pasangan pengantin menuju rumah mempelai wanita (bararak).
4. dimainkan dalam mengiringi tarian silat kampung.
5. mengiringi tari Batobo. Tari batobo adalah seni pertunjukan tradisional dari daerahKuantanSingingi. Tari Batoboberfungsi sebagai hiburan bagi masyarakat yang bekerja di sawah, atau sebagai ungkapan kegembiraan setelah masa panen tiba. Pola gerak, tata rias, tata busana, dan musik tari, serta pola lantai tari Batobo menggambarkan budaya masyarakat agraris, yang sederhana. Kesederhanaan tersebut menunjukkan bahwa tari Batobo adalah sebuah tari yang mempunyai pola tari yang bersifat kerakyatan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar